Enaknya di Jerman, kita selalu bisa gali info dan kumpul
pengetahuan di manapun. Selain kuliah, sekolah, kerja, atau Ausbildung, ada
yang namanya Praktikum. Hampir bisa disamakan dengan yang di Indonesia; kita
bekerja di sebuah instansi atau perusahaan dengan/tanpa dibayar dalam jangka
waktu yang pendek, dengan tujuan mengumpulkan pengalaman, pengetahuan tentang
sesuatu yang berkaitan dengan karier masa depan, dan jaringan ke para pemberi
kerja.
sumber gambar |
Di Jerman dibedakan yang namanya Freiwillige Praktika (magang atas inisiatif sendiri) dan Pflichtpraktika (magang wajib). Perbedaannya
sudah jelas: yang atas inisiatif sendiri tentu tidak diutus oleh pihak
tertentu, sementara yang wajib, mereka biasanya dikirim oleh kampus atau
sekolah sehingga biasanya mereka tidak diberikan fee (atau gaji) oleh sang majikan. Sedikit bercerita ya tentang
dunia kerja, spesifiknya Praktikum di Jerman. Sistem pendidikan Jerman memungkinkan
individu sejak dini, sehingga orang dibuat sadar bahwa mereka punya pilihan dan
meyakinkan orang tersebut bahwa keputusan hari esok mereka ada di tangan mereka
sendiri. Pada usia (paling dini) 13 tahun mereka sudah diutus oleh sekolah untuk
(pertama kalinya) mencari tempat praktikum yang sesuai dengan minat mereka.
Praktikum biasanya dua minggu berturut-turut, 6-8 jam sehari. Kebanyakan ya di
dunia medis mendaratnya, karena jumlah dokter di sebuah desa di Jerman bisa lebih
banyak dari jumlah kios, toko dan/atau supermarket! Di sana mereka akan mengamati
dan mempelajari pola kerja para karyawan dan sedikit-sedikit membantu
sebisanya. Setiap harinya mereka diwajibkan mengisi buku laporan yang nantinya
harus dikumpulkan ke sekolah, isinya tentang apa saja yang mereka pelajari dan
hal-hal teknis/organisatoris sebagai basis. Sebagai pembanding, saya baru “dibolehkan
melihat dunia luar” waktu mengenyam pendidikan di Indonesia pada usia 21 tahun—KKN/PPL
di sebuah SMA, mengajar Bahasa Jerman. Saat itu kami semua setim kikuk dan kaku
dengan lingkungan baru yang berbau instansi, ya karena it was for the first time.
Sekarang saatnya saya bercerita tentang yang Freiwillige Praktika alias magang atas inisiatif
sendiri. Itu adalah kita-kita ini yang sedang meraba-raba dunia kerja, entah
untuk pertama kali atau mungkin kita sedang dalam fase banting stir ke arah
lain. Bisa juga kamu adalah tipe Scanner
yang hobi icip sana-icip sini (seperti penulis, hehe. Tulisan lengkapnnya di Scanner vs Diver Part 1 dan Part II ). Sekalipun kamu seorang
mahasiswa, tapi atas keinginan sendiri ingin cari pengalaman saat liburan
panjang atau cuti, kamu juga termasuk ke kategori Freiwillige Praktika.
Praktikum di mana, dalam bidang apa?
Sebelum
kamu menulis lamaran, pikirkan baik-baik dengan perhitungan efektifnya waktu
yang kamu punya. Jika kamu punya segudang mimpi dan penasaran yang positif,
pasti bingung mau ke mana. Tetapkan prioritas. Oke, sekarang sudah punya bidang
yang ingin kamu tekuni, selanjutnya tentukan ke perusahaan/instansi mana yang
mungkin akan menerima lamaranmu. Pikirkan saja, everything is possible. Kamu boleh menghambur lamaran ke mana-mana,
namun dicatat ya, perusahaan/instansi tujuanmu itu harus kamu pelajari
sebaik-baiknya, sehingga lamaranmu terasa personalized jika dibaca. Sebagai
contoh, kalau di Indonesia kita boleh kan menulis, “Bapak kepala bagian yang
terhormat…” di awal surat, di Jerman kita harus benar-benar menuliskan nama
orang tersebut, jadi jangan asal “Sehr
geehrte Damen und Herren…”.
Secara
jaman ini digital, kamu bisa searching
online ke bursa-bursa yang menawarkan
praktikum seperti ini, atau mencatat alamat dan nomor telepon perusahaan/instansi yang
dimaksud untuk didatangi secara langsung. Jika kamu sudah di Jerman namun
memiliki kendala transportasi, kamu bisa menelpon terlebih dahulu untuk
memastikan segala sesuatu cukup aman untuk memiliki harapan. Bertanya di Jerman
adalah satu-satunya hal yang gratis, manfaatkan! Mereka selalu siap dan
bersedia menjawab tanda tanya di kepala kamu, jadi jangan malu-malu. Tentu kamu
tidak akan bertanya tentang gaji di percakapan pertama kan? *kedip kedip mata*
Menulis Lamaran
Kamu butuh:
→ Surat
lamaran itu sendiri yang berisi siapa kamu secara singkat, motivasi kamu
melamar di tempat ITU (tegaskan kalau
kamu menginginkan praktikum di tempat mereka—dan bukan di tempat lain— karena alasan
apa dan apa, bila mungkin, biarkan mereka merasa spesial oleh ulasanmu), dan
alasan melamar. Standar kedengarannya? Jika kamu sempat memimpikan “orang dalam”,
berbahagialah bahwa “orang dalam” itu adalah kedua tanganmu sendiri. Sajikanlah
diri kamu dengan apik di atas kertas, untuk menarik simpati. Mengucap yang sudah
klise: melamar itu menjual diri. Tulis lamaran buat Praktikum coba ke sini
→ Ijazah
dan sertifikat yang relevan. Ini artinya, kalau ingin melamar ke klinik dokter
gigi, tidak perlu cantumkan bahwa kamu pernah kerja di tempat billiard atau
pernah jadi Waitress di kafe. Mengacu ke saya, saya hanya akan melampirkan
ijazah kuliah dan SMA saja. Sama halnya dengan sertifikat, kalau kamu pernah,
misalnya, camping dengan komunitas
tertentu dan dapat sertifikat, itu tidak terhitung.
→ Curriculum vitae: di
Jerman sistem penulisan CV kebalikannya dari sistem Indonesia. Jadi aktivitas
yang terbaru yang dicatat di paling atas. Intip sini!
→ Kalau
kamu pelajar atau mahasiswa, lampirkan kartu identitasmu.
→Arbeitszeugnisse: lihat link Karena
memang di kita nggak ada, jadi
terjemahan Bahasa Indonesianya yang resmi tidak ada, saya bilang saja ini
ijazah kerja, sejenis job references.
Saya sudah bekerja di beberapa perusahaan di Indonesia, belum pernah saya
diberikan sesuatu yang wujudnya seperti Arbeitszeugnis.
Di dalamnya tercantum seberapa puasnya majikan terhadap pekerjaanmu. Dan
itu diulaskan kalimat per kalimat (baik
banget kan?). Jika kamu tidak memiliki ini tidak apa-apa juga, keep positive thinking!
Berapa lama sih Praktikum itu?
Pada
umumnya Freiwillige Praktika berlangsung
singkat:
→ 2-3
minggu (biasanya tanpa fee):
dilakukan oleh mereka yang ingin memulai Ausbildung
di perusahaan tersebut.
→ namun
bisa juga 2-3 bulan (biasanya diberikan fee):
dilakukan oleh mereka yang ingin memulai pekerjaan regular (entah di perusahaan
tersebut atau di mana pun itu), misalnya mahasiswa yang baru lulus kuliah.
Interview?
Bisa jadi
lamaranmu datang ketika perusahaan tidak membuka lowongan, maka kamu harus
menunggu. Pengalaman pacar saya; sebuah perusahaan yang sudah hampir dia
lupakan menelpon untuk pertama kalinya setelah 12-13 bulan penantian yang terhembus
angin begitu saja, dan setelah setahun berlalu akhirnya beliau dipanggil
wawancara! Well, itu mungkin juga
karena yang dia lamari itu gawean
regular, bukan sekedar praktikum.
Jika
perusahaan tertarik dengan seisi map lamaran kamu, kamu akan diundang ke
wawancara. Terhitung satu minggu setelah penyerahan lamaran, kamu bisa
dihubungi, tetaplah berada dalam lingkaran signal dan WLAN!
Selagi kamu
siap materi dan mental, pasti bisa. Harapkan pertanyaan seperti “Kenapa kamu ingin bekerja di sini?Apa harapan
kamu dari Praktikum ini?” datang dari bibir pewawancara.
Apakah saya akan digaji?
Tidak
semua praktikan mendapat gaji terutama mereka yang diwajibkan dari sekolah atau
kampus. Namun jika iya, pasti sudah langsung diutarakan oleh personalia saat
wawancara. UMR di Jerman 8,84 Euro, namun itu nanti dipas-pasin juga dengan di
kota mana kamu bekerja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar