Selasa, 22 November 2011

Kebiasaan Minum Kopi Ala Orang Manggarai

Inung kopi atau minum kopi sudah menjadi sebuah budaya dalam masyarakat Manggarai, Flores, NTT. Kopi tidak diminum dalam rangka menahan kantuk atau saat santai, tetapi kopi sudah merupakan minuman tradisional yang sangat melekat dalam kehidupan sehari-hari masyarakat ini. Pagi, sore, siang, malam, kopi dolo….
Dalam budaya mastarakat Manggarai, jika seseorang bertamu, tuan rumah tidak akan menanyakan “Mau minum apa?” tapi hanya menawarkan, “Minum?” dan tawaran itu berarti kopi. Mau tidak mau, suka tidak suka, untuk menghormati tuan rumah, kita harus meminum yang tuan rumah sudah sediakan tadi.
Bagi orang Manggarai asli, komposisi kopi dalam satu takaran saji sudah ada aturannya. Gula tidak begitu memainkan peran. Kopi ya kopi, gula ya gula. Kalau kopi yang terlalu banyak gula, itu bukan kopi bagi mereka. Karena itu, biasanya komposisinya dalam 200 ml air, perbandingan kopi dan gula 3 : 1 sdm.
Satu lagi, yang dimaksudkan kopi di sini bukan kopi Kapal Api atau sebangsanya yang bisa ditemui di kios-kios atau swalayan, tetapi kopi asli yang diolah langsung dari sejak masih di pohon, dijemur, digoreng, dan digiling. Jika kopi yang disajikan encer atau berwarna coklat muda bisa diartikan ketidakramahan tuan rumah. Jadi bayangkan saja sendiri, bagaimana rasanya, bagaimana tebal ampasnya, pekat warnanya, dan yang paling mengesankan adalah bagaimana aromanya!
Bukan sesuatu yang mengherankan jika di Mannggarai ditemukan anak balita diberi minum kopi yang kental. Tidak tua, tidak muda, tidak laki, tidak perempuan, yang namanya orang Manggarai pasti kesukaan dan kebiasaannya adalah inung kopi. Sekalipun sudah merantau jauh, tradisi ini rupanya sulit hilang. Makanya orang Manggarai terkenal dengan minum kopinya ini. Intensitas mereka minum kopi sama dengan intensitas orang lain minum air putih. Bagi mereka, tidak makan nasi lebih baik daripada tidak minum kopi sama sekali dalam satu hari.