Selasa, 06 Maret 2018

10 Alasan Kenapa Saya Suka Winter



Di belahan utara bumi (Nordhalbkugel) di mana saya sekarang tinggal dinginnya minta ampun. Minggu lalu tercatat minus 17 derajat Celcius! Tidak ada wajah yang berseri kalau temperatur menurun, apalagi sedahsyat itu. Yang ada kulit mengering: bibir “pecah-belah”. Lupakan tangan mulus ala putri keraton.

Menurut kalender Nordhalbkugel, Winter berlangsung dari 21 Desember sampai 20 Maret. Namun pengalaman saya, sejak November saja sudah dingin sekali. Hari memendek, artinya jam 5 sore sudah gelap. Makin lama jumlah jam terang berkurang, jam gelap bertambah. Dalam bulan Desember misalnya, jam 4 sore itu sudah “malam”. Tidak ada yang menyukai gelap, orang Jerman pun tidak. Gelap, dingin, kelembaban udara tinggi, angin, basah…Itulah tipikal musim dingin di Jerman utara.

Begitu sulit menjaga hati tropis saya tetap hangat di sini, namun saya telah memutuskan untuk mencari kehangatan bukan dari temperatur sebagai sumber. Because it doesn’t work, sodara-sodara. Sampai pemanasan global mengurak-urakkan Asia, Jerman tetap saja dingin! Mungkin 50 tahun lagi  sampai semua bongkah es di Nordpole cair? No one wants to see that day, I think.

Anyway, musim dingin menawarkan banyak keindahan sebenarnya, jika bukan hanya keasyikan. Terkadang butuh waktu untuk mengamini itu, seperti pengalaman penulis sendiri yang hatinya katulistiwa sejati. Syaratnya gampang, Don’t compare, forget who you are, forget where you come from for a while when it comes to living for the moment, just live here and now. Dan ini dia sepuluh hal menyenangkan yang saya rekam dari musim dingin di Jerman…

sumber gambar


1.          Terbebas rasa takut dari kalori.
Winter itu musimnya makan daging (sayur mayur jadi mahal) dan manis-manisan (beberapa orang “mengatasinya” dengan konsumsi alkohol yang lebih, karena konon alkohol menghangatkan tubuh). Kenyataannya rata-rata manusia akan bertambah berat badan pada saat musim dingin karena tubuh kita sedang membangun “penghangat” internal. Benar sekali, lemak! Itu terjadi secara alamiah. Dan berita bagusnya adalah saya tidak perlu ambil pusing, toh winter adalah musimnya bersembunyi di balik jaket tebal, di mana gendut tidaknya seseorang tertutup rapat.

2.          Lebih banyak waktu untuk menulis
Oh ya! Karena musim panas terlalu bagus untuk duduk diam di rumah, saya sudah banyak ketinggalan aksara saking asyiknya bersepeda, grill dan bermain air di sekitaran desa saya yang dikelilingi banyak danau.
Saya paling suka ketenangan musim dingin yang karismatik, hutan yang sunyi jika dipandang dari balik jendela apartemen saya, mengagumi pepohonan yang diam dalam mistik setiap kali lewat dengan bus… Setiap orang asing yang saya jumpai di dalam bus atau di jalan raya menarik diri dalam-dalam ke balik mantelnya, memberi setiap dari kita tempat lebih untuk berpikir dan merenung. Dan jika kepala saya sudah penuh, saya harus menulisnya! And I’m in the mood! Banyak orang lain menerjemahkan ketenangan winter ke dalam menonton film/ serial, membaca buku, merajut, merenda, dsb, yang oleh pesona Summer terbengkelai semuanya.

3.          Cuci gudang! Cuci gudang!
sumber gambar

Hell yeah!!! Pada penghujung dan awal tahun kita bisa belanja sepuasnya. It’s Sale! Sale! Sale! time, girls!!!

4.          Weihnachtsmarkt!
Alias pasar natal. Mungkin karena musim dingin di Eropa jatuh pada masa natal, sehingga pasar ini sangat bernuansa natal dengan ornamen pohon natal di sana-sini. Padahal pasar ini jauh dari nilai religius. Marketnya lebih ke arah have fun dan kuliner. Saya terang saja bukan kuliner junkie ya, tapi saya pecinta pasar malam! Hehehehe…(Jadi ingat Sekaten di Jogja meeen!) Everybody loves it! Hawa dan aura kesendirian nan kesepian ala winter membuat siapa pun rela membunuh untuk melihat keceriaan manusia lain. Serius. Hanya untuk sekedar tahu: kehidupan masih hidup. 
sumber gambar

Dan selalu ada Glühwein di mana pun itu! Itu, anggur merah yang dimasak dalam campuran dengan madu, kapulaga dan kayu manis. It smells soo Christmassy! Oh ya, jangan lupa berseluncur di atas arena es ya, kalau ke Weihnachtsmarkt!

5.          Salju!
Nah, ini dia! Winter tanpa salju seperti sayur tanpa garam! Bayangkan, padang luas yang datar dan bergelombang tinggi dan rendah yang tertutup permadani putih bersih, atap-atap rumah dan pemukiman penduduk yang terselimut tebal seolah terbungkus hangat oleh kedinginan yang indah, permukaan danau yang membeku hingga orang tidak bisa membedakan apakah dibawahnya tanah atau air, cabang ranting pohon dan tumbuhan yang berubah putih karena ditutupi salju, senja yang indah karena oranyenya bertemu putih di atas bumi… dan masih banyak lagi fenomena indahnya salju.
sumber gambar

Butuh waktu yang cukup lama sampai saya mengakui salju itu indah. Pasal gugatannya satu saja: dingin! Sehingga saya “menutup mata”. Oh yea, I’m a real looser when it comes to frost! Tapi setelah memegang prinsip “Tidak ada cuaca yang salah, yang salah itu kostum!”, saya berani berburu keindahan salju di hutan di belakang rumah dengan kaos tangan empuk dan topi rajut hangat. Adalah pacar saya yang senantiasa sabar membawakan sudut-sudut keindahan tersembunyinya Jerman ke depan mata saya. Kita hanya butuh beberapa jam berturut-turut turunnya salju untuk menikmati gundukan putih tak berdosa itu. Favorit saya kalau ranting-ranting terkecil sebuah tumbuhan pagar “menangkap” salju dan membentuknya sesuai lajurnya! Dan suara gemericik es yang pecah ketika kami melemparkan batu atau batang kayu ke dalam danau yang beku. Suaranya menyerupai gelas kaca yang pecah.
Ya ampun, ternyata saya tulis banyak ya, tentang salju!!

6.          Akhirnya Stiefel dari Keller (gudang bawah tanah) keluar juga!
Passion fashion terbesar saya adalah sepatu bot alias Stiefel. Selain cool keren dan gaul abis (:D) juga bebas terjangan udara beku di betis, hehehe.

7.          Kehangatan emosional
Dari pusat kota sampai sudut desa setiap perumahan dihiasi karangan lampu LED di tepi-tepi atap atau di bingkai jendela. Semua orang berkreasi membiarkan bidang huni mereka berkerlap-kerlip ketika hari menggelap. Bahkan pohon-pohon di depan rumah pun didekorasi dengan lampu aneka warna. Balai kota atau balai desa mengikuti irama yang sama: mereka menghiasi sentral-central tertentu yang dianggap banyak dilewati orang, atau bahkan menancapkan pohon cemara di tengah-tengah bundaran dan menghiasinya dengan lampu LED. Menyaksikan ini saat musim dingin tiba rasanya menghangatkan jiwa. Rasanya seperti dikelilingi ratusan kunang-kunang.

8.          Atmosfer perayaan
sumber gambar

Lampu LED kelap-kelip sudah, pasar natal sudah, Glühwein sudah, Ice Skating, shopping-shopping juga sudah… kerasa akhirnya kalau hampir setiap hari adalah hari raya. Dan memang! Orang-orang akan memanggang biskuit dan menumpuk coklat, bersiap-siap menanti hari natal atau sekedar memanjakan lidah. Jadi ingat jaman indah waktu masih di rumah kalo Desember tiba…

9.          Apresiasi selimut
Kuscheln adalah bahasa Jerman untuk tindakan peluk-memeluk dalam rangka mencari/berbagi kehangatan: entah dengan diri sendiri atau dengan sesuatu/orang lain. Pada musim dingin aktivitas ini naik rating! Karena tubuh manusia disetel untuk berhibernasi oleh alam, maka tidak heran jika sepanjang musim ini kita cenderung lelah dan merindukan yang hangat-hangat. Keempukan selimut adalah sumber yang paling praktis dan ekonomis, bermalas-malas di bawah tumpukan selimut sudah terasa luxus pada masa musim dingin. Tubuh memberat setiap kali hendak keluar dari sana, yang mana wajar karena dia sedang berada dalam modus tidur panjang. Dan momen terbungkus kehangatan ini layak banget dinikmati, live the moment guys!

10.        Sauna dan Badewanne
sumber gambar

Lega rasanya bisa mencelupkan pori-pori yang kaku ke dalam air hangat dalam bathtub sambil menikmati minuman atau apa pun itu; Make the best out of it! Take your (me) time!
… Atau sekedar ongkang-ongkang berkeringat di sauna sepanas 90 derajat Celcius dengan imbalan terbebaskan dari pegal dan nyeri otot! Rasanya 10 kali lebih istimewa jika dilakukan pada musim lain.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar