Sebagai orang muda, terus terang saya sangat bangga.
Dan hanya satu titik jaraknya untuk bergeser ke sombong. Banyak hal bisa saya
lakukan untuk mengukir kisah masa muda saya, yang mana setan pun tahu, hanya
terjadi sekali.
Setiap hari bagi saya adalah adegan sejarah, seolah
saya akan mengukirnya pada batu cadas yang akan bertahan sebagai artefak untuk
berjuta-juta tahun yang akan datang. Tapi tidak juga, maksud saya tidak selalu
seperti itu. Sering kali saya tidak menyadari terjadinya kehidupan itu, saking
saya terlalu terlibat di dalamnya. Lalu akan datang hari-hari di mana saya
berhenti sejenak untuk menoleh ke belakang, lalu saya akan berkata, “Wah, saya
sudah banyak berbuat salah” atau “Oke, sepertinya saya sudah terlalu banyak
membuang-buang waktu” atau begitu pula jika saya berbuat baik.
Dan saya dalam cerita kali ini, Dreamers sekalian, mau menyimpulkan apa yang saya alami sebagai
orang muda. Yaitu bahwa jika kita hanya tahu MASA MUDA ADALAH MASA YANG BAHAGIA
tanpa menyadari makna yang sebenarnya di balik kalimat itu, maka tidak akan
banyak arti yang kita tabung untuk dikenang di hari kelak. Begitu pun, tidak
banyak manfaat yang dapat kita jadikan garam untuk hari dewasa kita nanti.
Maksud saya, ada baiknya kalau kita, sebagai orang muda, juga menyadari dan
memaknai kemasamudaan kita itu sendiri agar menjadi lebih berarti.
1.
Masanya bermimpi.
Rugi besar
kalau hidup tanpa mimpi. Kapan seseorang suka bermimpi? Ya, sejak kecil. Tapi
pada masa mudalah mimpi seseorang menjadi matang. Setiap orang muda suka
menghayal, melamun, berfantasi, dan hal-hal lain yang sejenis. Mereka
mengimpikan apa pun yang mereka lihat dalam film, mereka baca di buku, mereka
lihat di foto, atau yang mereka dengar dari cerita orang lain. Mereka percaya
bahwa dunia ini luas, penuh harapan dan harapan-harapan itu bisa diwujudkan. Saat
mereka tua, konsep mereka tentang mimpi akan sedikit berubah. Karena itu jangan
tunggu tua untuk mewujudkan mimpi. Masa mudalah saatnya untuk itu! Sukses dan
gagal itu biasa, tapi bukankah dari keduanya itulah muncul pengalaman? Dan
bukankah masa muda adalah masanya mengumpulkan pengalaman? Makanya, dalam
bermimpi jangan takut sukses atau gagal. Just keep on dreaming, DREAMERS!
2.
Masa di mana pencernaan kita masih
lancar.
Percaya atau tidak, ini juga salah satu faktor yang membuat masa muda itu
indah. Kalau memang kamu sekarang ini sedang mengalami gangguan pencernaan, itu
tidak separah kalau sudah tua nanti. Jadi begini, masa muda tidak hanya tentang
keadaan psikologis tapi juga keadaan biologis. Bebas keriput itu jelas, belum
beruban juga pastinya, belum rabun tentu saja. Tapi ini hanya apa yang tampak
di luar. Yang terjadi di dalam tak kalah pentingnya. Contohnya pencernaan yang
saya sebut di atas tadi. Seorang remaja muda yang perokok dan peminum masih
bisa buang air sehari sekali, tapi para orang tua belum tentu bisa. Itulah
salah satu yang menjawab penimbunan lemak yang terjadi pada mereka. Selain itu
orang muda masih kuat begadang atau nongkrong sampai jam 3 atau 4 pagi (bahkan
lebih) tapi orang tua? Bukannya mereka tidak ingin, tapi fisik mereka tidak
mengijinkan. Bicara tentang fisik, masa muda adalah tiket kita untuk melakukan
aktivitas apa pun, dalam cuaca apa pun, dalam situasi apa pun. Tapi jangan
pakai untuk aktivitas yang tidak mendatangkan produktivitas ya… Senang dan
sehat membuat panjang umur bukan? Karena itu lakukanlah hal-hal positiv yang
menyenangkan dan menyehatkan. Apalagi kalau bisa mendatangkan rejeki, nilai
plus banget!
3.
Masanya berdebar-debar.
Ini adalah
keadaan psikokogis si muda. Apa-apa berdebar-debar. Ujian berdebar, membuat
kesalahan pun gemetaran, jatuh cinta juga berdebar-debar (biasanya disertai
malu-malu kucing). Berdebar ini adalah gelombang perasaan yang unik dan
menegangkan yang akan menghilang seiring pertambahan usia dan kematangan
psikologis seseorang. Apa manfaatnya? Bagaimana pun, debaran inilah yang
membuat sesuatu lebih ‘bercerita’ dibandingkan kalau berjalan bisa saja tanpa
ada yang men-dag-dig-dug kan. Iya kan? Ngaku aja…
4. Masanya berbuat salah.
Sepertinya tiada hari tanpa berbuat salah. Entah disengaja atau tidak, entah
itu di kelas, di rumah, atau di lingkungan pergaulan. Makanya Lenka bikin lagu
‘Trouble is A Friend’. Seandainya Lenka itu orang tua, patut dipertanyakan masa
muda seperti apa yang ia jalani dulunya sehingga ia telat puber begitu.
Lanjut. Dan dari kesalahan-kesalahan inilah seorang muda belajar untuk
masa depannya. Berbahagialah mereka yang pernah berbuat kesalahan karena
merekalah yang memiliki ‘kisah’. Coba saja renungkan kembali, biasanya kita
hanya mengenang momen-momen di mana kita berbuat kesalahan, yang ‘benar’ justru
sering tidak terekam dalam ingatan. (Dalam poin ini, penulis salah satu
frontwoman, hihihihi…)
5.
Masa mengukir kenangan.
Pada saat
inilah kita mencari sahabat. Bukan berarti waktu tua kita berhenti mencari
sahabat. Tapi seorang yang masih muda biasanya akan mencari sahabat yang
benar-benar akan ia jadikan tempat berbagi, sebagai teman seperjuangan,
menghadapi suka maupun duka. Sedangkan para orang tua biasanya lebih ke mencari
relasi, rekan kerja, atau teman yang kebetulan tergabung dalam komunitas yang
sama. Lalu apa keuntungan dari mencari sahabat? Dan apa hubungannya dengan
mengukir kenangan?
Tentu saja kita akan beroleh sahabat
jika kita mau membuka diri. (Dan dari membuka diri, kita belajar membina jiwa
yang besar.) sahabat di sini, bukan dalam pengertian ‘Friends With Benefit’
lho, tapi sahabat yang benar-benar tulus menerima kita apa adanya. Dan dari
persahabatan itu kita bisa mengalami banyak hal bersama, mengukir banyak cerita
bersama yang mana pastinya lebih seru dibandingkan jika cerita itu hanya kita
seorang diri yang alami.
6.
Masanya melakukan hal-hal konyol.
Yang disebut
pencarian jati diri. Seorang siswa SMA bisa menakalkan dirinya di seantero
sekolah hanya supaya diingat oleh para guru atau terkenal di setiap angkatan.
Tidak apa-apa. Ini salah satu gejala psikologis dan sudah senormalnya begitu. Lagi-lagi demi alasan
mengukir kisah? Ya, itulah istimewanya masa muda. Ada banyak faktor luar dan
dalam (psikologis, biologis, sosiologis) yang mewarnai hari-harinya dan
menambah cerita. Asalkan cerita itu bukan sebuah tragedi, semua telinga pasti
bakal asyik mendengarkan. Karena itu konyol boleh konyol, asalkan tidak
sampai mati konyol.
7.
Masanya tersesat.
Berpetualang
di mana saja. Entah di saat ada uang atau lagi bokek, kalau ada yang mengajak
langsung mengiyakan. Sering mencari tempat-tempat baru, entah itu tempat yang
hanya sekedar dijadikan tempat nongkrong, atau pun tempat tujuan wisata. Yang
penting ada kendaraan, ada bensin, langsung cabut. Kalau tak ada dua-duanya,
sepedaan atau jalan kaki pun mereka mau melakukannya. Ck ck ck, dasar anak
muda….
Masa ini
adalah masanya menantang adrenalin. Banyak aktivitas yang ‘berbahaya’ dilakukan.
Itulah kenapa disebut juga masa muda adalah masa ‘serba ingin tahu’ atau masa
‘serba penasaran’. Tidak ada kata khawatir, malah cenderung nekat. Inilah yang
sering mendatangkan kekhawatiran para ibu. Tapi jika hal yang menantang itu
diolah menjadi sesuatu yang bermanfaat bagi umum, kenapa tidak? Misalkan olah
raga, dance, travelling, dan sebagainya.
8.
Masanya berproduksi (dan reproduksi, xixixi)
Di saat kita
masih muda, ingatan kita masih sangat kuat dan segar. Itulah sebabnya kita bisa
memikirkan ide-ide yang kreatif dan
inovatif. Kita bisa memikirkan apa yang orang tua tidak terpikirkan. Kita pun
mendapat hak istimewa untuk memasuki suatu komunitas tertentu, misalnya para
pesepakbola atau olahragawan yang biasanya dikenai batas umur tertentu. Jangankan
olahragawan, orang yang melamar di tempat-tempat perniagaan pun dibatasi bagi
yang muda saja, biasanya 23-27!
Karena itu,
sayang sekali kalau masa muda kita hanya kita habiskan untuk kesiangan di atas
kasur. Jika kita belum menyadari motivasi diri, cobalah melihat ke teman yang
sukses, siapa tahu kita terinspirasi olehnya. Kita lalu memiliki motivasi dan
semangat yang serupa. Di sinilah salah satu gunanya teman. Seorang teman tak harus
selalu memotivasi secara langsung, bisa juga dengan cara yang tak terlihat atau
tak terdengar.
9.
Masanya membangkang.
Jangan tanya
lagi. Sadar tidak sadar, kita semua pernah membangkang. Kata orang kalau belum membangkang
belom afdol. Baik terhadap orang tua, kepada guru atau masyarakat sebagai
pencipta nilai dan norma—mana kenal
mereka. Sepertinya aturan mengekang ruang gerak mereka yang mereka harapkan
bisa seluas angan-angan liar mereka.
Maka terciptalah ungkapan itu, aturan ada
untuk dilanggar.
Dan
sepertinya sudah menjadi ‘hak istimewa’ seorang muda untuk hal yang satu ini.
Kalau anak muda membangkang, orang tua maklum (meskipun makan hati), tapi kalau
sesama orang tua membangkang, itu baru ‘angkat alis tinggi-tinggi’. Yah, dan
dengan hal yang kian lama kian terasa sebagai hak ini, anak muda angkuh
karenanya. Bahkan jika tak dikendalikan, ia akan mencamkan itu sebagai nilai
dan norma yang berlaku dalam otaknya. Karena itulah, sebebas-bebasnya sebuah
kebebasan, tetap butuh juga yang namanya aturan. Serius…
10. Dan yang paling penting adalah masa muda adalah masanya jatuh cinta
Saat yang
paling membahagiakan adalah ketika hati si muda sedang ditumbuhi benih-benih
cinta. Daya hayalnya bisa 3 x lebih aktiv dari sebelumnya. Semangatnya
berkobar-kobar dan terkadang tersenyum-senyum sendiri. Jatuh cinta bisa membuat
mereka berubah, menjadi lebih dewasa atau bisa juga jadi lebih kekanak-kanakan.
Mereka bisa melakukan hal terkonyol atau bahkan tergila saat mereka sedang
jatuh cinta. Dan inilah alasan mengapa seorang menjadi muda. Orang tua sekali
pun, jika ia sedang jatuh cinta, akan berkata pada dirinya sendiri, “Serasa
muda kembali!”
Ah, alangkah
indahnya menjadi anak muda….
Tidak ada komentar:
Posting Komentar