Selamat datang kehidupan!
sumber gambar |
Belahan utara bumi menyambut datangnya musim semi sejak
tanggal 21 Maret kemarin. Winter yang muram dan kelabu akhirnya berlalu, kini
musimnya pucuk-pucuk keluar dari tunas dan bersemi, maka itulah disebut musim
semi. Musim ini tidak hanya ditandai oleh mekarnya bunga-bunga dan dedaunan,
melainkan juga masih banyak fenomena alam lainnya: yang jadi favorit saya sudah
saya catat di bawah ini. Musim dan pergantiannya mempengaruhi keadaan dan
kondisi psikologis manusia, setidaknya mood!
Sewaktu di Indonesia yang mana kita hanya punya dua musim (dengan perbedaan
temperatur yang hampir tidak eksis), saya tidak kepikiran bahwa it is possible, namun setelah
mengalaminya sendiri saya jadi percaya, sambil terkesima bahwa itu nyata. Apa,
seperti apa dan kenapanya akan kalian temukan di tulisan berikut ini.
1. Bunga-bunga
bersemi, semerbak di sana sini
…mulai dari yang ditanam dan dirawat di
halaman rumah sampai yang liar di hutan dan di pinggir jalan. Pepohonan
menghijau. Rerumputan mengeluarkan tunasnya dari balik timbunan dedaunan kering
dan mati sisa dari musim gugur dan winter. Favorit saya adalah bunga sakura
(Kirschblüten) seperti yang tampak di foto ini, yang biasanya mekar di bulan
April.
2. Kicauan
burung di mana-mana
Tidakkah itu indah? Sementara di belahan
dunia lain, misalnya New York, soundtrack
kota mereka adalah sirene truk pemadam kebakaran, di sini saya menikmati
nyanyian alam. Jika kamu ke kebun binatang pada musim semi, gaduhnya wow! Tidak heran, es ist Frühling!
3. Lepas!
Lepas! Lepas!
Bagi saya musim dingin adalah musim terberat. Berat jaketnya,
mantelnya, Turtleneck-nya, syalnya, topi
rajutnya, sarung tangan, sampai sepatu UGG yang setinggi lutut. Waduh, hampir
susah bernapas sih, tapi terpaksa beradaptasi. Sial! Saya ingat banget tuh, awal-awal di Jerman kecekik mulu lehernya sama turtleneck dan syal. Jadi tiap lima menit longgarin leher. Tapi karena sekarang musim semi, akhirnya bebas
dari “penjara outfit”. Meskipun di Jerman utara domisili saya, bulan Maret itu
masih dingin, saya masih belum bisa ganti jaket winter saya ke trenchcoat, tapi setidaknya sepatu bot
dan sarung tangan sudah bisa saya lepas.
4. Aroma
kehidupan
Musim semi memancarkan aura kehidupan lewat
banyak perantara, salah satunya lewat udara. Tidak percaya? Keluar saja dan
tarik napas dalam-dalam sambil menghirup udara segar: it smells like blossoms and green leaves! Tentu beda jauh dengan
udara musim dingin yang beku dan kosong.
sumber: foto sendiri :) |
Saya suka mengingat, di dalam udara itu,
meski tidak kasat mata, terdapat serbuk sari yang tertiup ke segala arah,
membawa cikal bakal kehidupan ke kehidupan yang sesungguhnya. Saya sarankan
untuk berhati-hati, karena kita (yang belum mengenal musim semi sebelumnya)
tidak tahu apakah kita alergi serbuk sari. Saya beruntungnya tidak, namun tidak
menutup kemungkinan suatu waktu mendapat alergi tersebut. Karena bisa saja kita
tidak alergi terhadap serbuk sari dari pohon X, namun alergi terhadap pohon Y.
Di Jerman fenomena penyerbukan ini disebut Pollenflug
(Pollen: serbuk sari, Flug: terbangnya); menyebabkan banyak
orang bersin-bersin. Banyak panduannya di internet, pohon apa, pada bulan apa
berbunga, check this out, guys!
5. Sinar
matahari memanjang!
Jika di winter jam 3 sore itu sudah gelap, di musim semi everything gets better. Jam 6 sore
gelapnya. Yeahhh! Saya tidak bisa hidup tanpa sinar matahari. Khatulistiwa sejati
hehehe. Bukan saja keindahan sinarnya yang membuat kita cerah ceria, namun juga
pengalih lelah dan suntuk. Sepengamatan saya, jika saya pulang kerja dan hari
masih terang, pikiran saya akan teralihkan dari betapa beratnya hari yang saya
lalui di tempat kerja selama 9 jam! Namun jika keluar pintu saja sudah gelap
yang menyambut (mood-nya tumbang saja
ke kasur!), kesumpekan dan suntuknya kerja saya seharian kecantol saja di
pundak tidak pergi-pergi, dan itu membuat saya semakin lelah dan stress hingga
tubuh tertumpuk di kasur, blackout dan dibuang ke hari gelap berikutnya. Di
mana matahari baru keluar jam 8 pagi!!! Tidak heran depresi paling tinggi
terjadi di musim dingin.
6. Orang
jadi lebih cerah dan bersemangat, mood menjadi stabil dan tidak perlu lagi
bersembunyi di balik jaket winter tebal mereka.
Pada saat musim semi, alam hidup kembali
dalam pengertian yang sesungguhnya; bukan hanya bunga dan pohon bertunas dan
merekah, hewan keluar dari hibernasinya dan mencari pasangan penetrasi, tetapi manusia
pun ikut “bersemi”. Rahasianya? Curah matahari yang bertambah. Tahukah kamu
bahwa sinar matahari adalah pelatuk hormon serotonin dan endorphin? Kedua hormon
ini bertugas melepas rasa bahagia di otak dan membuat suasana hati terangkat. Manusia
“terbangun” dari kebekuan winter yang digantikan oleh kehangatan musim semi
yang jernih.
7. Entah
ini hanya saya atau kalian juga, tapi sayur-mayur yang saya beli di musim
dingin itu rasanya no-go! Mungkin
karena diimpor jauh-jauh kali ya?
Dari Amerika Selatan begitu? Saya berterimakasih sekali kepada musim semi,
musimnya penetrasi, musimnya hewan dan tumbuhan melipat-ganda, musimnya serbuk
sari membuahi sesuatu yang ujung-ujungya tersaji di atas meja makan kita. Akhirnya
kami bisa menikmati kembali sayur lokal yang tidak perlu disemprot pengawet
karena seminggu terbang pakai pesawat dari pelosok-pelosok dunia. Akhirnya kami
bisa makan Spargel produksi lokal sekitar April yang rasanya tentu jauh beda,
bebas pengawet; lebih nikmat dan intensif karena kebun sang bapak petani tidak sejauh
di Spanyol sana.
8. Saat
yang sempurna untuk keluar dan menikmati alam. Jika bumi sudah berevolusi
mengelilingi garis matahari, menjadi seperempat kali lebih dekati dengannya, artinya
Winter yang gelap dan murung terselubungkan lebih dari lima puluh gradasi
abu-abu telah tertinggal di belakang! Orang-orang mulai terlihat di jalanan
hanya untuk sekedar menikmati musim semi dan menghirup aroma kehidupan. Musim
“menatap keluar lewat jendela” terlalu berlalu, sekarang tiba saatnya keluar
rumah dan menyambut “dunia yang baru”.
sumber: foto sendiri :) |
9. Suasana
hati serta-merta terbawa sukacita ini.
Siapa yang sanggup murung jika dunia di luar
sana dihiasi kuncup-kuncup bunga aneka warna, tunas mengintip di mana-mana,
pepohonan semakin menghijau dari hari ke hari, burung-burung bernyanyi, udara
menghembuskan aroma segar, sejuk dan wangi…. apalagi setelah musim dingin yang
“membelenggu” bumi selama 3 bulan sebelumnya.
10.
Ini adalah musim ideal untuk melakukan olahraga.
Seperti yang telah saya tulis di artikel sebelumnya, pada
musim dingin orang-orang mengalami kenaikan berat badan yang mana wajar secara
biologis. Berhubung jam terang di musim semi memanjang dan temperaturnya
meramah, ini adalah musim ideal untuk melakukan olahraga. Jogging di antara
kuncup-kuncup daun bunga yang baru mekar dan menghirup udara segar adalah salah
satu pilihan nge-hit yang ditawarkan musim semi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar